Mana yang Lebih Menyenangkan: Seks Spontan atau Terencana?
Dalam kehidupan modern, apa yang tidak direncanakan kerap kali tidak akan dilakukan. Lalu bagaimana dengan seks? Apakah jika suami istri tidak merencanakannya maka tidak akan dilakukan? Mana yang lebih menyenangkan, seks terencana atau yang spontan?
Direktur Berman Women's Wellness Center dan pengarang For Women Only, Dr Jennifer Berman menyarankan agar kegiatan seks dilakukan secara terencana. Menandai kalender dengan rencana melakukan hubungan seks menunjukkan komitmen. Selain itu dengan seks terencana artinya suatu pasangan bisa melakukan langkah-langkah antisipasi.
"Saya menyarankan klien saya untuk meluangkan waktu agar bisa intim dengan pasangan," ujar Dr Jennifer seperti dikutip dari Fox News, Selasa (26/3/2013).
Dengan membuat rencana kapan melakukan hubungan seks, maka Anda dan pasangan dapat lebih mudah membuat komitmen. Artinya di hari yang Anda rencanakan untuk berhubungan intim, maka Anda dan pasangan akan berusaha agar tidak membawa pekerjaan kantor ke rumah dan tidak terlalu lelah demi bisa mendapat seks yang menggelora.
Selain soal perencanaan, mood yang bagus juga penting dalam melakukan hubungan seks. Tapi bagaimana jika Anda sedang berada dalam mood bercinta yang tidak baik dalam waktu lama. Penyebabnya banyak, mungkin karena tekanan hidup, suasana hati, dan sebagainya.
Anda tidak bisa menunggu hingga segala hal selaras untuk bercinta dengan pasangan. Untuk membangkitkan mood positif sehingga Anda bersemangat bercinta maka perlu dilakukan beberapa cara pembangkit seperti mencoba posisi bercinta yang baru, memilih lokasi bercinta yang berbeda, atau melihat video erotis bersama pasangan.
Tetapi jika mood bercinta Anda dan pasangan sudah tidak bisa lagi dibangkitkan maka sudah saatnya Anda menemui terapis atau dokter. Mungkin ada masalah mendasar yang perlu diselesaikan dengan bantuan dokter. Jangan biarkan Anda dan pasangan terlalu lama melewatkan seks.
Lalu berapa kali sebaiknya Anda dan pasangan bercinta? Ada yang bilang frekuensi terbaik untuk melakukan hubungan seks adalah tiga kali dalam sepekan. Namun Dr Jennifer menyarankan agar frekuensi bercinta tak perlu dihitung.
Menurutnya, kebanyakan pasangan yang bahagia tidak melakukan hubungan seks setiap hari atau dua hingga tiga kali sepekan. Karena yang terpenting adalah suatu pasangan puas dengan frekuensi bercinta yang tidak perlu ditetapkan. Ingat, kehidupan seks yang sehat bukan hanya tentang seks. Keintiman yang dibangun dengan pasangan melalui pelukan, bergandengan tangan, secara spontan memeluk atau mencium juga mengindikasikan kehidupan seks yang baik.
Lalu apakah seks yang baik itu harus dilakukan dalam waktu lama? Jawabannya tidak harus. Jika Anda merasa bercinta harus dilakukan dalam waktu yang lama, maka itu terdengar seperti Anda harus bekerja keras dan berpeluh-peluh setelah berjam-jam disibukkan dengan pekerjaan kantor.
Daripada berfokus pada seks yang lama, lebih baik Anda dan pasangan bercinta seperti sedang makan makanan ringan. Maksudnya adalah melakukan seks kilat sekilat makan beberapa butir kacang, namun bisa meningkatkan energi dan suasana hati. Intinya Anda dan pasangan harus sama-sama menikmati seks, tidak perlu terpaku pada durasi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)